Rapport adalah salah satu pilar Neuro Linguistic Programming (NLP). Tujuan utama dari rapport dalam berkomunikasi adalah membangun keyamanan pada proses komunikasi hingga muncul rasa saling percaya.
Rapport dapat terbina dengan mencari kesamaan, keselarasan dengan lawan komunikasi, Sehingga tidak ada ganjalan dalam komunikasi. Makin banyak persamaaan, rapport makin baik dan makin nyaman. Dalam kondisi seperti ini kedua belah pihak menjadi saling percaya dan komunikasi berjalan lancar.
Ketika kita berkenalan dengan seseorang yang baru kita temui, maka pembicaraan tanpa disadari akan mencari kesamaan di antara Anda berdua. Misalnya, dengan menanyakan asal usul daerah, asal sekolah, atau hal yang lainnya. Jika ternyata kita memiliki kesamaan, rasanya tiba-tiba dekat dengan kawan baru itu. Kesamaan membuat orang saling menyukai, jika lawan bicara kita sudah timbul rasa sukanya, maka akan mempercepat munculnya proses percaya.
Bagaimana membina Rapport ?
Secara umum ada dua cara membangun kode kesamaan agar kita disukai orang lain dalam berkomunikasi, yaitu :
1. membangun kode kesamaan fisiologis/postur tubuh
2. membangun kode kesamaan dalam berkata-kata.
Dua hal ini yang akan memunculkan suatu kepercayaan jika dibangun dengan sungguh-sungguh, yang kemudian akan menghasilkan suatu proses komunikasi yang mulus dan harmonis.
Dari contoh di atas, maka dengan sengaja kita dapat melakukan pencerminan (mirroring) untuk mendapatkan rapport pada orang lain secara mendalam dan cepat. Menariknya, yang dapat kita cermin bukan hanya postur tubuh (gesture), namun kita juga bisa bercermin pola nafas (kecepatan, posisi tekanan), gerak mata, rona wajah, tinggi rendah suara, kecepatan berbicara, dll. Kurangi atau tambah kecepatan bicara Anda sesuai dengan kecepatan lawan bicara. Demikian juga dengan tinggi rendah nada suara. Mereka akan merasa sangat nyaman, karena merasa sama dengan kita.
Mirrorring berbeda dengan “mimicking”, mirrorring harus dilakukan dengan tidak kentara, sehingga alam sadar lawan bicara tidak mengenalnya namun dapat dikenali oleh alam bawah sadar. Untuk meningkatkan ketidakkentaraan, Anda dapat melakukan cross mirrorring, yakni melakukannya dengan sedikit berbeda namun esensinya mirip. Semisal lawan bicara menggerakkan tangan kiri, maka Anda dapat menggerakkan tangan kanan. Semisal ia menumpangkan kaki kanannya di atas kaki kiri, maka Anda dapat melakukan dengan menyilangkan kaki kanan di depan kaki kiri tanpa menumpangkannya. Anda juga bisa melakukan yang disebut matching, yakni jika lawan bicara menyilangkan tangan maka kita menyilangkan kaki. Matching adalah melakukan pencerminan dengan bagian anggota tubuh yang berbeda.
Harus dicatat, mirrorring memiliki esensi ‘respek’, yakni ingin memahami alam pikiran orang lain karena kita merespeknya dengan cara menyamakan posisi tubuhnya. Sedangkan mimicking adalah meniru-niru gerakan orang lain tanpa respek.
Kode kesamaan yang kedua adalah menyamakan kata-kata (verbal mirrorring). Menyamakan kata-kata dalam NLP tidaklah sekedar menyamakan kata yang diucapkan oleh lawan bicara. Yang disamakan adalah sesuatu yang disebut predikat, yang menunjukkan preferensi pikiran lawan bicara dalam mengolah informasi.